Liputan98.com, Batam – Dampak Pandemi dan penyebaran Covid-19 yang semakin masif terhadap perekonomian global dan nasional termasuk diĀ Provinsi Kepualauan Riau (Kepri) semakin dirasakan sangat melambat pada triwulan II 2020, seiring meluasnya pembatasan aktivitas sosial.
Berdasarkan rilis BI Kepri dan perbandingan data Badan Pusat Stastistik (BPS), Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar -6,66 persen (yoy), memang angka tersebut diketahui lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,06 persen (yoy).
Kepala Kantor BI Perwakilan Kepri Musni Hardi k Admaja mengatakan, dari sisi lapangan usaha (LU), perlambatan ekonomi Kepri dipicu oleh kontraksi pada LU konstruksi, LU pertambangan dan penggalian serta LU perdagangan besar dan eceran. Pertumbuhan ekonomi di Kepri memang dilihat dari barometer perekonomian Kota Batam, yang kian memburuk.
Namun demikian, kinerja LU industri pengolahan yang masih tumbuh positif dipercaya dapat menahan perlambatan lebih dalam. Sementara itu pada sisi pengeluaran, perlambatan terjadi pada seluruh komponen pengeluaran termasuk konsumsi rumah tangga seiring rendahnya daya beli masyarakat.
“Sejalan dengan penurunan daya beli, pada Agustus 2020 Kepri masih mengalami deflasi sebesar 0,30 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,33 persen (yoy),” katanya, dalam siaran pers, Jumat (11/9/20).